Cara Semoga Bunga Melati Berbunga Dalam Pot

CARA AGAR BUNGA MELATI BERBUNGA DALAM POT

Banyak faktor penyebab melati mogok berbunga. Yang paling gampang diamati, kebutuhan cahaya. Melati menyenangi areal terbuka sehingga menerima sinar matahari. Kalaupun sedikit ternaungi, usahakan tetap menerima sinar matahari pagi.

Faktor kuat berikutnya media. Melati menyukai tanah berdrainase baik. Ia tidak suka tergenang air. Kaprikornus media tanam harus gembur dan kaya materi organik, pH 6-7. Komposisi tanah, pupuk kandang, dan sekam lapuk atau bakar sebagai media dengan perbandingan 1:2:3.


Bibit berupa setek sepanjang 12 cm atau cangkok. Setek ditanam dalam polibag. Sebelum dipindahkan, disiram hingga basah. Kantong disobek, bibit kemudian dipindah ke dalam pot yang sebelumnya diisi media hingga sepertiga bagian.

Benamkan pangkal tumbuhan dalam media kemudian timbun. Setelah itu simpan di daerah teduh, hingga terbentuk pucuk gres dan dipindahkan ke daerah terbuka.

Pemeliharaan rutin berupa penyiraman setiap hari. Gulma atau rumput liar dibuang habis. Pemupukan amat dibutuhkan seminggu sehabis tanam. Pupuk yang digunakan NPK 15:15:15 dengan takaran 5 gram per tanaman yang diulang setiap bulan. Kebutuhan hara dilengkapi dengan memberi pupuk daun, contohnya Gandasil, Growmore, atau Hyponex berkonsentrasi 2 cc setiap minggu. Ini dilakukan bersamaan dengan penyiraman. Pupuk untuk bunga, diberikan menjelang atau ketika tumbuhan berbunga. Konsentrasi sama dengan pupuk daun.


Pemangkasan menjelang kemarau, faktor paling berperan dalam pembungaan. Tujuannya membentuk tajuk, merangsang, memperbanyak, dan memperbesar bunga.

Pemangkasan bentuk, biasanya sudah ada standar masing-masing jenis. Atau dibuat proporsional antara ukuran
Banyak faktor penyebab melati mogok berbunga. Yang paling gampang diamati, kebutuhan cahaya. Melati menyenangi areal terbuka sehingga menerima sinar matahari. Kalaupun sedikit ternaungi, usahakan tetap menerima sinar matahari pagi.

Faktor kuat berikutnya media. Melati menyukai tanah berdrainase baik. Ia tidak suka tergenang air. Kaprikornus media tanam harus gembur dan kaya materi organik, pH 6-7. Komposisi tanah, pupuk kandang, dan sekam lapuk atau bakar sebagai media dengan perbandingan 1:2:3.


Bibit berupa setek sepanjang 12 cm atau cangkok. Setek ditanam dalam polibag. Sebelum dipindahkan, disiram hingga basah. Kantong disobek, bibit kemudian dipindah ke dalam pot yang sebelumnya diisi media hingga sepertiga bagian.

Benamkan pangkal tumbuhan dalam media kemudian timbun. Setelah itu simpan di daerah teduh, hingga terbentuk pucuk gres dan dipindahkan ke daerah terbuka.

Pemeliharaan rutin berupa penyiraman setiap hari. Gulma atau rumput liar dibuang habis. Pemupukan amat dibutuhkan seminggu sehabis tanam. Pupuk yang digunakan NPK 15:15:15 dengan takaran 5 gram per tanaman dengan pot. Boleh dibuat cabang utama setinggi 30 cm. Cabang yang menjulur jangan dhbiarkan memanjang.

Untuk merangsang berbunga dan memperbanyak ranting atau cabang pucuknya layu segera dipotong. Tepatnya sedikit di atas ketiak daun atau mata tunas. Sekitar lima ahad kemudian daun-daun gres akan muncul diikuti tunas bunga. Dengan demikian sanggup diatur kapan diinginkan berbunga.

Untuk memperbesar ukuran bunga semua kuncup dipotong, kecuali satu kuntum bunga utama. Biasanya dilakukan pada melati susun wangi untuk mempertahankan bentuk dan ukuran bunga semoga tetap sempurna.

Selain pemangkasan, zat perangsang tumbuh (ZPT) sanggup pula digunakan semoga bunga segera muncul seragam. ZPT yang digunakan bersifat menghambat pertumbuhan (retardan). Contohnya cycocel dan paclobutrazol yang sanggup diperoleh di toko-toko pertanian.

Hama dan Penyakit

Ada beberapa hama dan penyakit utama pada melati. Yang cukup penting ulat hijau. Hama berwarna hijau bening ini menyerang daun dan bunga. Bila serangannya belum banyak, pengendaliannya cukup membuang hama dan potongan terserang. Namun lantaran perkembangbiakannya cepat sekali, lebih baik dilakukan penyemprotan dengan insektisida, Curacron atau Dursban secara teratur.

Sedangkan penyakit yang menyerang ialah puru mahkota, amis bunga, dan embun jelaga yang disebabkan cendawan. Puru mahkota akan menimbulkan mahkota bunga tidak mekar, ditandai adanya abu warna cokelat. Untuk mengatasi gangguan ini disemprot fungisida menyerupai Furadan. Namun, jikalau serangan masih sedikit, daun-daun yang terjangkit segera dipetik, dikumpulkan, kemudian dibakar. Sebagai pencegahan, sebaiknya lingkungan daerah tumbuh melati dijaga kebersihannya.

Penulis: Riries Jony
Sumber: Majalah Trubus no. 361 edisi Desember 1999 - Th. XXX, hal. 84.

No comments:

Post a Comment