Tentukan Kualitas Hasil Jadi
Keindahan bonsai memang dilihat dari harmonisasi antara akar batang cabang, daun sampai keluarnya bunga pada jenis tertentu. Dari unsur yang akan membantuk satu keindahan yang harus diperhatikan dan menjadi satu syarat penting ialah arah gerakan dari bonsai. Sebab arah gerakan akan memilih tema apa yang harus kita ambil untuk pertumbuhan selanjutnya.
Kualitas bonsai secara keseluruhan memang dilihat dari empat unsur yaitu gerak dasar, keserasian, kematangan dan terakhir ialah penjiwaan. Dari keempat unsur ini gerak dasar akan menempati posisi pertama sebagai dasar dari pembentukan bonsai. Sebab garak dasar sanggup diibaratkan sebagai karater orisinil dari satu tanaman.
Meski gerak dasar merupakan kombinasi antara akar batang cabang, dan daun tapi juga ikut menilai dari model dan gaya bonsai yang terbentuk. Disitu akan berbagai kreasi yang muncul apalagi jikalau didukung dengan bakalan yang berkualitas tinggi. Sebab bagaimana pun arah gerakan bonsai akan mengikuti dari bakalan. Langkah ini diambil untuk menghindari adanya gerakan yang saling bertolak belakang dimana jadinya akan mengurangi komposisi keindahan bonsai.
Ditingkat seniman bonsai memang tidak ada pakem niscaya wacana gaya bonsai termasuk arah gerakan yang di inginkan. Sebab sebagai produk seni tentu akan menyesuaikan dengan aspirasi sang empu yang tentu berbeda satu dengan lainnya. Pengaruh terbesar selain dari psikologis masing masing penghobi juga dari jenis tumbuhan yang dimiliki.
Namun secara umum ada beberapa model dan gaya bonsai yang menjadi dasar pergerakan. Meski sebagai dasar namun kreasi selanjutnya tentu tidak akan sama satu dengan lainnya. Sebab dari setiap bakalan membawa satu kreasi tersendiri. “Saat mencari bakalan, disana pebonsai harus sudah memilih konsep apa dan gerakan mana yang akan dipilih,” saya Bambang Hermawan pebonsai asal Sidoarjo ini.
Memang diakui bahwa bakalan yang didapat seluruhnya berasal dari alam sehingga pebonsai sangat sulit untuk mencari bentuk yang di inginkan. Dari sulitnya mendapat bakalan yang sesuai dengan impian maka dituntut satu kepekaan untuk memilih arah gerakan dari bakalan yang dimiliki.
Resiko Gaya Mengantung
Sebagai pola untuk gaya turun/menggantung (cascade) sangat sulit di cari di alam lantaran secara alami tumbuhan akan mengejar matahari dengan tumbuh keatas bukan menggantung. Darisitu untuk model gerakan menggantung harus mendapat bakalan yang sesuai dan itu biasanya berada di tempat tebing.
Kesultiannya ialah ketika menginginkan gaya cascade namun tidak ada bakalan yang di miliki. Tentu solusinya ialah dengan melaksanakan kreasi dari bentuk orisinil menjadi bonsai yang bergaya menggantung. “Beberapa jenis bakalan sanggup dilakukan proses penarikan batang namun hanya jenis tertentu saja,” imbuh Bambang. Jenis yang paling gampang untuk di tekuk biasanya dari jenis cemara mirip cemara duri yang masih elastis meski sudah berusia puluhan tahun.
Sebab untuk jenis ini punya kambium yang sanggup diputar melingkar tanpa merusak peredaran nutrisi didalamnya. Selain itu jenis kawista juga punya struktur batang dan cabang yang lebih lentur. Namun untuk jenis lainnya jangan coba-coba untuk melakukannya lantaran jikalau cabang patah maka pertumbuhan keatas seluruhnya akan mati antara lain untuk jenis sentigi.
Untuk pembentukan pada gaya cascade disitu top mahkota (kepala) dihentikan lebih dari bibir pot untuk setengah menggantung. Namun untuk menggantung penuh maka kepala harus lebih dari bibir pot. Proses pengolahan yang harus diadaptasi untuk gaya ini ialah menciptakan cabang dan ranting untuk menyesuaikan dengan huruf batang yang menurun.
Gaya Tegak Lebih Aman
Gaya lain yang juga banyak diambil ialah bentuk yang lurus naik/tegak (bunjin). Gaya ini paling banyak diambil lantaran akan menyesuaikan dnegan pertumbuhan tumbuhan yang mencari sinar matahari. Selain itu kreasi tekuk batang lewat proses pengkawatan (wiring) juga lebih sedikit.
Untuk gaya bunjin ini memang punya bentuk yang cukup ramah dimata atau familiar. Sebab gerakan yang keluar hampir sama dengan bentuk kecil dari pohon beringin dan tentunya makin gampang di mengerti tentu pasar yang diambil akan jauh lebih banyak
Dari gaya keatas ini yang harus diperhatikan ialah arah percabangan dari ranting dimana penentuan kepala harus tepat. Sebab semakin keatas jarak antar cabang semakin rapat sehingga harus ada konsep arah yang sempurna terutama untuk kepingan ranting. “Salah pada proses ranting sanggup menciptakan bentuk kepala bonsai tidak tepat,” imbuh Bambang.
Pembentukan bonsai dengan gaya tegak lurus harus diawali dengan memilih cabang yang akan dipakai sebagai kepala. Disitu batang yang berada diatasnya harus dipotong. Untuk pemotongan sebaiknya mengarah ke samping atau belakang semoga bekas potongan tidak terlihat dari depan.
Gaya Miring Tampak Natural
Gaya lain yang juga banyak disukai ialah gaya miring. Untuk gerakan ini memang cukup digemari lantaran akan mengesankan tumbuhan ini tumbuh alami mirip halnya pohon yang hidup di lereng atau lahan yang miring.
Untuk menggarap teknik miring syaratnya bonsai harus memiliki pangkal batang yang lebih besar dari pada pucuk batang. Ini diambil untuk memperlihatkan kesan berpengaruh untuk menahan posisi pohon. Bila pohon miring ke kanan berarti akar harus menjalar lebih berpengaruh kearah kiri. Begitu juga sebaliknya untuk keseimbangan antar akar dan batang.
Untuk arah pertumbuhan cabang sendiri masih sama mirip halnya gaya bunjin namun untuk cabang dan ranting bonsai yang miring ke kanan harus lebih besar dibandingkan dengan kepingan yang kiri. Begitu juga sebaliknya untuk mempertegas kesan miring pada batang dan keseimbangan pohon dengan akarnya
.
Pembentukan untuk gaya miring sendiri sanggup dibentuk dengan pengkawatan pada batang dan ditarik untuk merubah arah tumbuh kesamping. Dari proses ini maka secara perlahan batang akan tumbuh miring dengan sendirinya. Untuk cabang yang tidak diinginkan sebaiknya dibuang. Arah percabangan lebih baik jikalau di sejajarkan dengan permukaan tanah
“Pada gaya miring ini juga sanggup dikombinasikan dengan gaya tertiup angin dimana cabang dan ranting juga mengikuti arah batang untuk mengesankan tumbuhan sedang tertiup angin,” pungkas Bambang.
No comments:
Post a Comment